Laporan posisi keuangan berisi informasi tentang komposisi dan susunan aset, liabilitas, dan ekuitas dari suatu entitas satu-satu negara ekonomi atau perusahaan atau entitas yang diperlukan untuk pemahaman dan menganalisis keadaan keuangannya. Untuk menilai dan mengelola suatu entitas dengan baik, perlu diketahui keadaan likuiditas dan solvabilitas entitas pada suatu waktu, sehingga dapat dipahami dengan baik fleksibilitas keuangan dalam menentukan kebijakan keruangan khususnya dalam menghadapi kesulitan arus kas.
Tahun 1978 Pertamina mengalami kesulitan keuangan, yaitu tidak mampu membayar kewajiban yang telah jatuh tempo dan membelanjai kegiatan operasinya. Padahal saat itu Pertamina adalah perusahaan negara satu-satunya yang berstatus istimewa karena memperoleh hak monopoli pengusahaan pertambangan minyak dan gas bumi di Indonesia. Monopoli tersebut mulai dari hulu sampai ke hilir, yaitu eksplorasi sampai pada jaringan distribusi dan pemasaran kepada konsumen. Pada tahun 1970-an tersebut, harga minyak bumi di pasar global sangat baik. Bila disusun laporan laba rugi sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, pada saat itu pertamina seharusnya menghasilkan laba usaha yang sangat baik. Tapi mengapa pertamina pada waktu itu sampai tidak mampu membayar utang yang telah jatuh tempo? Ternyata pertamina pada waktu itu telah melakukan ekspansi melampaui batas.
Masalah likuiditas sesungguhnya merupakan masalah yang sangat penting dan dapat mengancam kelangsungan hidup suatu entitas. Sering kali dikatakan bahwa suatu entitas yang mengalami kesulitan likuiditas dapat dipersembahkan dengan seorang yang menderita penyakit jantung koroner, setiap saat terancam bahaya serangan jantung, dan terdapat kemungkinan meninggal mendadak. Memang biasanya bila suatu entitas sedang menghadapi kesulitan likuiditas seringkali malah mendapat kesulitan untuk mendapatkan kepercayaan dari bank untuk memperoleh pinjaman, para rekanan dan pemasok juga mulai minta dibayar tunai. Sudah jatuh malah tertimpa tangga. Maka orang sangat berhati-hati dalam mengelola likuiditas entitas.
Sumber : Buku Akuntansi Keuangan