Sebuah model bisnis sebaiknya mengandung komponen:
- Siapa yang dilayani (Who it serves)
- apa yang ditawarkan (what it provides), dan
- bagaimana cara menghasilkan produk (how it provides its product).
Selain nilai bagi konsumen, tentu organisasi harus menghasilkan nilai bagi dirinya. Maka komponen selanjutnya adalah
- Bagaimana cara menghasilkan uang atau laba (how it creates money or profit).
Terakhir sangat dimungkinkan perusahaan-perusahaan yang menjalankan bisnis di industri yang sama mempunyai model bisnis yang sama pula sehingga persaingan menjadi luar biasa ketat dan terjerembab dalam persaingan harga yang tidak kreatif. Oleh sebab itu sebaiknya sebuah model bisnis juga mengandung komponen
- bagaimana membedakan dirinya secara strategi terhadap pesaing (how it differentiatites itselft from its competitors).
Proposisi nilai konsumen adalah apa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen sehingga konsumen dapat menyelesaikan masalah utamanya secara lebih efektif, lebih mudah, lebih nyaman. Komponen pertama ini juga mencakup bagaimana perusahaan menyampaikan tawarannya kepada konsumen sehingga konsumen lebih terpuaskan.
Proposal nilai konsumen inilah yang membuat konsumen memutuskan membeli barang atau jasa dari perusahaan A dan bukan perusahaan B atau C. Misalnya pada industri penerbangan berjadwal di Indonesia ada banyak maskapai berbiaya rendah (low cost carrier) seperti Lion Air, AirAsia Indonesia, Citilink, dan lain sebagainya adalah proposi nilai konsumen yang membuat konsumen lebih memilih Lion Air daripada AirAsia Indonesia dan Citilink, atau sebaliknya. Proposisi nilai konsumen harus begitu kuat sehingga ketika penumpang yang biasa menggunakan maskapai penerbangan premium Garuda Indonesia untuk tujuan jakarta ke Surabaya tidak beralih memilih Singapoer Airlines sebagai sesama maskapai penerbangan premium atau bahkan memilih maskapai biaya rendah seperti AirAsia ketika terbang dan Jakarta ke Singapoer.
Sumber : Buku Business Model Canpas